Berikut ini adalah panduan langkah-langkah untuk membangun blockchain sendiri yang perlu diketahui, antara lain :
- Menentukan Kasus Penggunaan (Use Case) untuk Jaringan Anda
Karena teknologi blockchain akan mengubah cara transaksi di masa depan, calon pengembang harus memiliki kualifikasi dan pemahaman yang baik. Sebelum mulai membangun blockchain sendiri, kamu perlu menemukan use-case bisnis yang relevan. - Memilih Industri yang Relevan
Menyesuaikan blockchain sesuai dengan kebutuhan industri yang menjadi target, seperti sektor kesehatan, keuangan, logistik, dan lainnya, sangat penting untuk memastikan teknologi ini memberikan solusi yang efektif dan efisien bagi bisnis tersebut. Setiap industri pada dasarnya punya kebutuhan dan tantangan spesifik yang bisa diatasi dengan penggunaan blockchain. Karena itu, penting untuk memahami karakteristik dan permasalahan yang dihadapi sebelum mengimplementasikan teknologi ini. - Memilih Algoritma Konsensus
Adapun blockchain pertama menggunakan Proof of Work sebagai mekanisme konsensus, yang mendukung aset kripto Bitcoin. Namun, sistem ledger terdistribusi saat ini mencakup berbagai mekanisme seperti Proof of Stake, Byzantine Fault Tolerance, Federated Byzantine Agreement, Delegated Proof of Stake, dan lainnya. Silakan memilih teknik konsensus yang paling sesuai dengan use-case Anda. - Memilih Protokol yang Optimal
Langkah selanjutnya adalah membangun proses di blockchain menggunakan protokol yang tepat. Untuk ini, Anda memerlukan bantuan dari pengembang blockchain yang berpengalaman. Terdapat banyak protokol populer yang bisa dipertimbangkan, seperti Ethereum, Hyperledger, Polygon, MultiChain, Quorum, dan lainnya. - Memilih Bahasa Pemrograman untuk Smart Contracts
Saat ini, Ethereum menjadi salah satu protokol terdepan yang sering digunakan untuk pengembangan jaringan blockchain baru karena menyediakan berbagai fitur unggul. Ethereum juga menggunakan konsensus Proof of Stake (PoS), mendukung bahasa pemrograman smart contract Solidity, serta mampu berintegrasi dengan jaringan layer-2. Protokol ini memiliki beragam fungsi yang dapat mendukung proyek bisnis Anda. Karena itu, sangat penting untuk memahami tujuan bisnis, mekanisme konsensus, serta aspek-aspek teknis lainnya sebelum memilih protokol yang paling sesuai dengan kebutuhan. - Memilih Sistem Operasi untuk Interaksi
Sistem blockchain dapat bersifat permissioned, seperti pendaftaran tanah yang dikelola pemerintah, atau permissionless, seperti Bitcoin, di mana siapa pun bisa menjadi penambang. Sistem ini juga bisa bersifat privat, publik, atau hibrida. Pertimbangkan apakah node akan dijalankan di cloud, on-premises, atau kombinasi keduanya, serta spesifikasi perangkat keras, seperti prosesor, memori, dan ruang disk. Anda juga perlu memilih sistem operasi dasar yang akan digunakan (biasanya Ubuntu, CentOS, Debian, Fedora, Red Hat, atau Windows). - Mengkonfigurasi Akses, Keamanan, dan Autentikasi
Sebagian besar platform blockchain memerlukan konfigurasi yang cermat untuk berbagai elemen, seperti izin, penerbitan aset, manajemen kunci, tanda tangan multi, dan format alamat. Beberapa parameter dapat diperbarui saat runtime, sementara yang lain tidak sehingga langkah ini sangat penting. - Membangun Front End yang Intuitif
Pada tahap ini, Anda perlu memilih bahasa pemrograman untuk antarmuka depan serta memilih database eksternal dan server (termasuk server web, FTP, dan mail server). - Menerapkan Jaringan
Adapun langkah terakhir adalah meluncurkan jaringan blockchain ke lingkungan yang diinginkan. Pada tahap ini, sistem blockchain yang telah dibangun akan dioperasikan secara penuh, memastikan bahwa jaringan berjalan sesuai dengan konfigurasi dan kebutuhan yang telah ditentukan. Proses peluncuran ini mencakup pengujian akhir, pengaturan keamanan, dan pemantauan performa jaringan untuk memastikan kelancaran operasional di dunia nyata.