Underlying asset adalah aset dasar yang menentukan nilai dari suatu instrumen keuangan derivatif. Dalam konteks keuangan dan investasi, instrumen derivatif adalah kontrak yang memperoleh nilainya dari kinerja atau nilai aset lain, yang disebut underlying asset. Contoh umum dari instrumen derivatif termasuk opsi, futures, dan swap.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang underlying asset:
Jenis-Jenis Underlying Asset:
Saham: Dalam opsi saham, saham perusahaan tertentu merupakan underlying asset.
Obligasi: Dalam kontrak berjangka obligasi, obligasi tertentu merupakan underlying asset.
Komoditas: Dalam kontrak berjangka komoditas, seperti minyak, emas, atau gandum, komoditas tersebut merupakan underlying asset.
Mata Uang: Dalam kontrak berjangka mata uang atau opsi mata uang, mata uang tertentu seperti dolar AS atau euro merupakan underlying asset.
Indeks Pasar: Dalam opsi indeks atau kontrak berjangka indeks, indeks pasar saham seperti S&P 500 atau Dow Jones Industrial Average merupakan underlying asset.
Aset Digital: Dalam kontrak berjangka atau opsi kripto, aset digital seperti Bitcoin atau Ethereum merupakan underlying asset.
Fungsi dari Underlying Asset:
Penentuan Nilai: Nilai dari instrumen derivatif tergantung pada perubahan nilai dari underlying asset. Misalnya, harga opsi saham akan tergantung pada pergerakan harga saham yang mendasarinya.
Hedging dan Spekulasi: Derivatif dengan underlying asset digunakan oleh investor untuk hedging (melindungi nilai investasi) atau spekulasi (memanfaatkan pergerakan harga untuk mendapatkan keuntungan).
Contoh Penggunaan dari Underlying Asset:
Opsi Saham: Misalkan Anda membeli opsi call untuk saham perusahaan XYZ. Saham XYZ adalah underlying asset dari opsi tersebut. Jika harga saham XYZ naik, nilai opsi call Anda akan meningkat.
Kontrak Berjangka Komoditas: Jika Anda memiliki kontrak berjangka untuk membeli minyak pada harga tertentu di masa depan, minyak adalah underlying asset dari kontrak tersebut. Pergerakan harga minyak akan mempengaruhi nilai kontrak berjangka Anda.
Risiko dari Underlying Asset:
Perubahan harga underlying asset mempengaruhi nilai instrumen derivatif secara langsung. Ini dapat menghasilkan keuntungan atau kerugian bagi pemegang derivatif, tergantung pada arah pergerakan harga underlying asset dan jenis posisi yang diambil (misalnya, posisi beli atau jual).
Secara keseluruhan, memahami underlying asset sangat penting bagi investor dan pedagang yang menggunakan instrumen derivatif, karena kinerja dan risiko instrumen tersebut sangat terkait dengan pergerakan harga underlying asset.